Review “It’s in His Kiss” – Julia Quinn
Finally I had the chance to read
this novel phew. After waiting for so long just so I could borrow this
novel at Pitimoss Fun Library, I finally held the book and read it on
Thursday.
Jadi, seperti yang sudah diketahui oleh teman-teman semua. Novel ini adalah novel ketujuh dari seri Bridgerton Family,
yang tokoh utamanya adalah anak bungsu dari keluarga Bridgerton,
Hyacinth Bridgerton. Hyacinth sudah berusia 22 tahun, sudah 3 tahun
melanglangbuana di Pasar Perjodohan dan sampai saat ini masih juga belum
menikah. Oh, bukannya dia kekurangan penggemar, dia sudah menerima 6
lamaran kok. Tapi pelamar-pelamarnya itu bisa dibilang low quality man.
Beberapa di antaranya bodoh, beberapa lagi pemburu harta. Sementara
Hyacinth adalah gadis pintar yang cukup blak-blakan dan dia memiliki
rasa percaya diri yang tinggi.
Hyacinth punya kebiasaan membacakan
novel-novel roman untuk Lady Danbury di kediamannya setiap hari Selasa.
Banyak orang tidak mengerti kenapa Hyacinth bisa sangat dekat dengan
Lady Danbury, yang sebenarnya agak ditakuti oleh sebagian besar kalangan
London. Hanya sedikit yang mengetahui *itupun hanya keluarganya saja*
bahwa kedua wanita ini saling menyukai. Karena Lady Danbury juga lah
Hyacinth akhirnya bertemu dengan Gareth St.Clair, cucu sang Lady.
Awalnya mereka tidak saling menyukai,
tapi tidak membenci juga. Hanya merasa bahwa ide sang Lady dan juga
Violet Bridgerton untuk menjodoh-jodohkan mereka itu konyol. Lalu mereka
menjadi dekat karena buku harian Isabella, nenek Gareth yang berasal
dari pihak ayah. Buku harian itu diberikan oleh janda kakak Gareth, dan
sayangnya ditulis dalam bahasa Italia. Hyacinth yang pernah belajar
bahasa Italia menawarkan diri untuk menerjemahkannya. Satu per satu
rahasia Isabella terkuak, termasuk kemungkinan adanya harta karun,
perhiasan milik Isabella, yang disembunyikan di Clair House.
Gareth dan Hyacinth berkomplot mencari
perhiasan tersebut. Tanpa mereka sadari, mereka sudah saling jatuh cinta
satu sama lain. Berkat Hyacinth, Gareth ingin menjadi pria yang lebih
baik. Berkat Gareth, Hyacinth mengerti arti cinta. Meskipun
bayang-bayang asal usul Gareth yang konon tercemar menghantui hubungan
mereka, mereka berdua akhirnya berjuang untuk bisa bersama.